Selasa, 25 Agustus 2009

Terjemahhan kitab Idhah Asrar Muqarrabin

Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amalmu dengan sekuat tenaga. Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang keburukannya banyak dan kebahagiaannya sedikit, kesedihannya tersebar rata, kesusahannya banyak dan keberkahannya sedikit. Oleh karena itu seorang yang berakal hendaknya sadar dan berhati-hati, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segenap kemampuannya agar terhindar dari bencana.

Sesungguhnya yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai bencana ini tiada lain adalah kelalaian, pengabaian, berpalingnya mereka dari Allah Yang Maha Tinggi, dan keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa diiringi amal yang memadai. Karena itulah Allah Ta’ala murka dan tidak memberikan berkah pada bumi. Sehingga alam porak poranda dan keadaan makhluk pun terpuruk.

Demikianlah zaman yang penuh kelalaian, di dalamnya para pelaku maksiat bermaksiat secara terang-terangan, zaman yang serba sulit, zaman yang pengaruhnya sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala telah berpaling dari makhluk-Nya. Sebab, jika Allah meridhai hamba-Nya, maka Ia akan memandang mereka dengan penuh kasih, alam pun bercahaya, jiwa senang, hati hidup, kebahagiaan tampak, keadaan manusia menjadi baik, berkah melimpah ruah dan kebaikan semakin meningkat.

Dikatakan dalam sebuah syair :

Kau lihat kampung ini ceria saat Nu’ma ada,
Dan menjadi suram ketika ia tiada

Demi hidupku,
jika hati ini bahagia saat berdekatan denganmu,
ia pasti menderita ketika jauh darimu
kau pergi atau tinggal,
cintaku padamu tetap membara,
tempatmu di hatiku selalu terjaga
betapa sepi dunia tanpa dirimu
dan alangkah indahnya dunia bila bersamamu

Kehadiranmu membuatku senang dan bahagia
tanpamu dunia ini bagiku adalah penjara
kujalani hidup ini
dan kehidupan pun terasa nikmat bersamamu
berderai air mataku karenamu
dan kampung ini terasa nyaman berkatmu
Jika tidak berlomba ‘tuk memperoleh cintamu
dan tidak cemburu kepadamu,
lalu dengan siapa lagi aku mesti berlomba?

Kau telah membuatku mencintai Najd dan Hajir,
Padahal keduanya bukan negeriku
Kau dahulu pernah tinggal di situ
Maka keduanya menjadi tempat nyaman bagiku

Para ulama berkata, “Jika Allah Ta’ala berpaling dari makhluk, Ia jadikan alam ini gelap gulita, maka lenyaplah kesenangannya, padamlah cahayanya, hancurlah hati manusia, menjadi buruk keadaan mereka, tersebar merata kesedihan, menjadi sedikit kebaikan, lenyaplah amanah, hilanglah rasa cinta, membumbung tinggi harga-harga, orang jahat berkuasa, berkuranglah keuntungan para pedagang, orang berakal menjadi bingung menyaksikan peristiwa-peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bumi rusak dan tak ramah kepada penghuninya.

Dalam syair dikatakan :

Jika aku berkunjung ke suatu kota
dan tak kulihat engkau di sana
kota berubah muram wajahnya
dan semua menjadi gelap gulita

Bencana ini terjadi karena dosa-dosa manusia, karena mereka melanggar larangan-Nya dan mengabaikan perintah-Nya. Sebab Allah dapat menyegerakan atau menunda siksa. Siksa yang disegerakan adalah seperti yang telah kusebutkan. Adapun siksa yang ditunda adalah siksa yang dijanjikan di akhirat.

Oleh karena itu, orang yang cerdas seharusnya bangkit dari tidurnya dan mencurahkan semua tenaga untuk beribadah kepada Tuhannya. Sehingga, ketika manusia ditimpa siksa dan bencana, maka Allah dengan rahmat-Nya akan menyelamatkan mereka yang sungguh-sungguh berkhidmat kepada-Nya.

Sebab, bencana yang diturunkan akan menimpa semua manusia, yang taat apalagi yang durhaka. Hanya saja bencana yang menimpa orang yang baik, sedikit dan sangat ringan. Meskipun bencana dan musibah duniawi menyakitkan dan membahayakan, namun demi mencari pahala, maka kaum shalihin bersabar atas pahitnya qadha’ dan pedihnya bala`, mereka berkata :

baik atau pun buruk perlakuan-Nya
aku pasti ridha kepadanya
dan hatiku pun rela dengan ketentuan-Nya

meski tak pernah kuhirup aroma keridhaan-Mu
meski tak kunjung henti hari-hari amarah-Mu

Lain halnya dengan orang yang lalai dan suka bermaksiat, mereka akan mendapat bencana dan malapetaka yang dahsyat. Demikian buruknya perbuatan mereka, sehingga bencana itu juga menimpa orang-orang yang baik di antara mereka. Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, “Dan peliharalah dirimu daripada siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim di antaramu saja.” (QS Al-Anfal, 8:25)

Juga disebutkan bahwa Allah SWT berfirman dalam salah satu kitab yang Ia turunkan, “Karena dosa seorang munafik, sebuah kota terbakar. Lantaran dosa seorang munafik, dunia terbakar.”

Perbuatan yang paling sering menyebabkan manusia tertimpa berbagai bencana adalah amalan yang muncul dari hati yang penuh kedengkian dan riya, terutama jika amalan itu dikerjakan oleh seorang ahli zuhud atau ahli ilmu.

Sebab, Allah SWT telah berfirman kepada bani Israil, “Kalian menuntut ilmu untuk selain Allah. Kalian belajar bukan untuk diamalkan. Kalian bersihkan minuman kalian dari kotoran, tapi makanan haram sebesar gunung kalian telan. Kalian memakai pakaian dari bulu domba, tapi menyembunyikan nafsu serigala. Karena itu demi Keagungan-Ku, Aku bersumpah akan menimpakan kepada kalian fitnah yang dapat menyesatkan pemikiran para ahli pikir dan hikmah.”

Untungnya, setiap terjadi bencana Allah Ta’’ala selalu menyayangi dan melindungi hamba-hamba-Nya : “Demikianlah menjadi kewajiban Kami untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (QS Yunus, 10:103)

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman.” (QS Al-Haj, 22:38)

Diriwayatkan bahwa seorang utusan Allah Azza wa Jalla menemui seorang lelaki saleh Bani Israil yang ditimpa berbagai bencana, “Jangan takut, sesungguhnya Allah bersamamu, Allah berfirman untukmu, ‘Sesungguhnya seorang kekasih tidak akan menelantarkan kecintaannya. Orang yang bertawakal kepada-Ku tidak akan hina. Dan orang yang meminta kekuatan dari-Ku, tidak akan lemah.”

Diterjemahkan dari kitab “Idhah Asrar Muqarrabin” (Alhabib Abdullah Alaydrus)

Minggu, 23 Agustus 2009

Mutiara Nasehat

Tunjukkanlah kekurangan dan kelemahanmu, Semoga Dia yang Maha Luas luthf-Nya memberimu luthf. Berdirilah di maqâm kehinaan dengan penuh penyesalan. Cukup sudah usia yang berlalu dalam kelalaian.

Penuhilah ajakan Tuhan karena Kitab-Nya selalu memanggilmu. Jawab segera seruannya dan minta maaflah kepada-Nya sebelum tiba saatnya bagi pendosa tuk kembali kepada Tuhannya.

Tak tahukah ia? sesungguhnya dosa tercatat dalam lembaran buku..? Hati-hati saudaraku yang suka bermaksiat, sesungguhnya engkau akan mendatangi Allah dan Dia Mengetahui semua yang kau sembunyikan..

Sadar dan bangkitlah, sesungguhnya bencana dosa itu berat, pahit dan menyebabkan kematian.

Wahai pemuda, jika kau bermaksiat, sesungguhnya engkau telah manzhalimi dirimu sendiri, dan hal tersebut adalah sifat yang paling buruk.

Engkau selalu menunda-nunda hingga petunjuk menjerumuskanmu ke dalam dosa, Sadar dan berdoalah kepada-Nya yang Mengampuni semua dosa, niscaya Ia kan mengasihimu.

Wahai yang terikat dan terbelenggu dalam kebodohan, tak tahukah kau bahwa kebodohan menyebabkan kehinaan..? Segera tuntutlah ilmu dan carilah petunjuk yang akan menuntunmu menuju kebenaran.

Jangan seperti mereka yang terbelenggu oleh berbagai kepentingan sehingga menyembah Allah dengan penuh keraguan. Aku telah menasihatimu, dengarkan dan terimalah nasihat ini dengan shidq.

Sungguh, telah kuajak kau menuju kebajikan. Nasihat ini tiada lain kutujukan kepada dia yang selalu berbuat dosa seperti diriku yang buta dan diuji dengan berbuat dosa dan kesalahan secara sengaja. Semoga Dia yang Maha Pengampun menyembuhkanku dari bencana.

Mutiara Nasihat Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi
Penyusun Maulid Simthud Durar

Sabtu, 22 Agustus 2009

Jalan Terindah

Rasa tegar hampir lenyap tiada rasa hati tak kuat ,,kenangan indah pergi bersama harum bunga melati .... Jauh ingin kembali kemasa yang dulu pernah terjadi ,,tapi tak secuil harapan pun datang menghampiri .... perpisahan jalan terindah ,,mengingatkan akan nuansa dulu yang tak dapat kembali jejaki hidup semua jalan telah tergaris tinggal ikuti jalan setapak menuju kedamaian abadi Hidup dan mati ......

Do'a Rhomadhon

اشـْهَـدُ الاّاِلَهَ الاالله ، اَسْتـغْفِرُ الله ،
نـَسْـأَلُكَ الْجَنـَّـةَ وَنـَعُوْذُ بِكَ مِـنَ النّـَار
اللَّهُـمَّ اِنـَّكَ عَفُوٌّ تُحِـبُّ الْعَفْـوَ فـَاعْفُ عَـنَّا يَا كـَِريْمْ

" Ashhadu ala ilaha ilallah Astaghfirullah 
Nas alukal Jannata, wa nauzubika minanaar
Allahumma inaka afuwun tuhibul afwa fa'fuana
Ya Karim "



Artinya:
"Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah.
Allah aku mohon ampunan-MU
Aku memohon syurga-Mu 
Dan aku berlindung dari Neraka-Mu


Allah Engkau adalah Maha Pengampun
Suka untuk mengampuni

Maka ampunilah kami
Allah yang Maha Pemurah

Rabu, 19 Agustus 2009

Terpanah Dadah Durjana

Jahil menangkap minda
memerangkap pembentuk penjara maruah menterjemah sebuah watak derita
menghancurkan hidup ceria
meranapkan impian dijulang
lantaran dadah bermahkota durjana.

Usahlah dipandang lagi
kebodohan yang bermaharajalela
angkara dadah pembunuh
melumat segala suka
menjelmakan kepayahan
yang dicari sendiri
bahana kekhilafan yang mencengkam diri.

Kini, lancarkan sebuah perang
di medan globalisasi
mencairkan segala sengsara
bersenjatakan ilmu yang dijana
berhunuskan pedang pengetahuan
agar lumat segala dadah penoda
yang selama ini
mencorak mewarnai diri remaja
melakari jiwa belia watan.

Bersatulah mencanai minda
membentuk madani benci dadah
dengan memanah segala bahaya
menghala tepat ke busar si durjana
dan lakarkan sebuah kemenangan hakiki
menjulang bendera kemurniaan diri.

Cantaskanlah segala ranting nikotin
keratkanlah segala dahan heroin
cabutkanlah jalaran akar syabu
lalu menggugurkan dedaun ganja
agar tumbuh pohon generasi yang sihat
daripada baja dadah yang meracunkan.

Rabu, 12 Agustus 2009

Tips membina Rumah Tangga cara Islam

Tips membina rumah tangga

بسم الله الر حمن الر حيم 


Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.
Pembaca yang budiman, sesungguhnya sebuah kehidupan yang sakinah, yang dibangun diatas rasa cinta dan kasih sayang, tentu sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa tidak, bagi seorang pria atau seorang wanita yang akan membangun sebuah rumah tangga melalui tali pernikahan, pasti berharap dan bercita-cita bisa membentuk sebuah rumah tangga yang sakinah, ataupun bagi yang telah menjalani kehidupan berumah tangga senantiasa berupaya untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

HAKEKAT KEHIDUPAN RUMAH TANGGA YANG SAKINAH
Pembaca yang budiman, telah disebutkan tadi bahwasanya setiap pribadi, terkhusus mereka yang telah berumah tangga, pasti dan sangat berkeinginan untuk merasakan kehidupan yang sakinah, sehingga kita menyaksikan berbagai macam cara dan usaha serta berbagai jenis metode ditempuh, yang mana semuanya itu dibangun diatas presepsi yang berbeda dalam mencapai tujuan kehidupan yang sakinah tadi. Maka nampak di pandangan kita sebagian orang ada yang berusaha mencari dan menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya, karena mereka menganggap bahwa dengan harta itulah akan diraih kehidupan yang sakinah. Ada pula yang senantiasa berupaya untuk menyehatkan dan memperindah tubuhnya, karena memang di benak mereka kehidupan yang sakinah itu terletak pada kesehatan fisik dan keindahan bentuk tubuh. Disana ada juga yang berpandangan bahwa kehidupan yang sakinah bisa diperoleh semata-mata pada makanan yang lezat dan beraneka ragam, tempat tinggal yang luas dan megah, serta pasangan hidup yang rupawan, sehingga mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan itu semua. Akan tetapi, pembaca yang budiman, perlu kita ketahui dan pahami terlebih dahulu apa sebenarnya hakekat kehidupan yang sakinah dalam sebuah kehidupan rumah tangga.

Sesungguhnya hakekat kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah subhanahu wata'ala Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang mana para pelakunya/orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah dan rasulNya, dengan cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya.
Maka kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho Allah subhanahu wata'ala. Karena memang hakekat ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan datang dari sisi Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana firman Allah (artinya):
"Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (Al Fath: 4)

BIMBINGAN RASULULLAH DALAM KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam selaku uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) yang patut dicontoh telah membimbing umatnya dalam hidup berumah tangga agar tercapai sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Bimbingan tersebut baik secara lisan melalui sabda beliau shalallahu 'alaihi wasallam maupun secara amaliah, yakni dengan perbuatan/contoh yang beliau shalallahu 'alaihi wasallam lakukan. Diantaranya adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam senantiasa menghasung seorang suami dan isteri untuk saling ta'awun (tolong menolong, bahu membahu, bantu membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda beliau shalallahu 'alaihi wasallam:


اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

"Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik." (Muttafaqun 'alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu)

Dalam hadits tersebut, kita melihat bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membimbing para suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati isteri-isteri mereka dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan dalam menasehatinya. Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shalallahu 'alaihi wasallam:

وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ

yakni "jika kalian para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap dalam keadaan bengkok," artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru. Karena memang wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai sifat kebengkokan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.


Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang isteri untuk memberikan nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena nasehat sangat dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu hendaklah dilakukan. Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):
"Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al 'Ashr: 3)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

"Agama itu nasehat." (HR. Muslim no. 55)

Maka sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.

DI ANTARA TIPS/CARA MERAIH KEHIDUPAN YANG SAKINAH
1. Berdzikir
Ketahuilah, dengan berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka seseorang akan memperoleh ketenangan dalam hidup (sakinah). Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):
"Ketahuilah, dengan berdzikir kepada Allah, (maka) hati (jiwa) akan (menjadi) tenang." (Ar Ra'd:28)
Baik dzikir dengan makna khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir tertentu yang telah disyariatkan, misal:

أَسْتَغْفِرُالله ,

dan lain-lain, maupun dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga mencakup/meliputi segala jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan seorang hamba dalam rangka mengingat Allah subhanahu wata'ala, seperti sholat, shoum (puasa), shodaqoh, dan lain-lain.


2. Menuntut ilmu agama
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ

"Tidaklah berkumpul suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), (yang mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka, kecuali akan turun (dari sisi Allah subhanahu wata'ala) kepada mereka as sakinah (ketenangan)." (Muttafaqun 'alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu)

Dalam hadits diatas, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memberikan kabar gembira bagi mereka yang mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan mempelajari cara membaca maupun dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya, yaitu bahwasanya Allah akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada mereka.

Pembaca yang budiman, demikianlah di antara beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk meraih dan membina rumah tangga yang sakinah. Wallahu a'lam. Semoga kajian ringkas ini dapat kita terapkan dalam hidup berkeluarga sehingga Allah menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Amiin, Ya Rabbal alamiin.

Rabu, 29 Juli 2009

Wajahmu

Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya

Kau pelanai kudamu
Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
                                                       rumput dan langit

Pernahkah kukecewakan dirimu ?
Mungkin kau tengah marah
Tetapi ingatlah malam-malam
yang penuh percakapan,
karya-karya bagus,
melati-melati kuning di pinggir laut

Krinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
Syam-i Tabriz,
Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama

Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
tapi tiada semacam ini

Sang inti penuntun pada cinta
Jiwa membantu sumber ilham

Pegang erat sakit istimewamu ini
Ia juga bisa membawamu pada Tuhan

Tugasku adalah membawa cinta ini
sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,
untuk pergi kemanapun kaumelangkah
dan menatap lumpur-lumpur
yang terinjak olehmu

muram cahaya mentari,
pucat dingding ini

Cinta menjauh
Cahayanya berubah

Ternyata ku perlu keanggunan
lebih dari yang kupikirkan